Akulah Sang Mantan

Sahabat, kau telah lama hadir dalam diri ini. Kau senantiasa berada dalam sanubari yang senantiasa menemani hari-hariku. Menemani dalam setiap diri mengambil keputusan untuk melangkahkan kaki ini menuju cita-cita yang telah ditanamkan dalam hati dan pikiran ini. Menggerakkan anggota tubuh dalam kelesuan dan keputusasaan dalam membangkitkan kembali semangat itu.
Ya, kaulah wahai jiwa sanubari...
Kau yang telah lama setia menemaniku setiap saat. Kau cerminan diri ini. Cerminan seluruh raga ini. Bila tubuh ini makanan, kaulah yang memberikan aroma dan rasa hingga setiap orang yang menikmatinya merasa terpuaskan. 
Di awal tahun baru ini, semoga menjadi awal perbaikan diri untuk kembali mengevaluasi atas semua yang telah berjalan selama setahun lalu. Ya, selamat tinggal sang mantan. Akulah sang mantanmu. Aku yang dulu telah kau hinggapi berbagai dosa dan maksiat. Perlahan tapi pasti kau membawaku menjauhi Sang Pencipta. Sang Maha Kuasa pemilikmu dan raga ini. Selamat tinggal jiwaku yang lengah, jiwaku yang malas, jiwaku yang angkuh, sombong tak mau sujud pada-Nya, jiwa yang melewati hari-hari dengan hura-hura, jiwa yang tak peduli, jiwa yang individualisme, jiwa yang menentang syari’at, jiwa yang malas untuk menuntut ilmu, jiwa yang cinta dunia dan takut mati, jiwa yang melupakan akhirat, jiwa yang menunda sholat, jiwa yang menahan untuk berinfak....wahai mantan-mantan jiwaku, semoga kau tak kembali hadir dalam diri ini. Lepaskan belenggumu dan biarkanlah kusendiri dan mencari penggantimu yang akan membawaku semakin dekat denganNya....

By Badroe with No comments

Ngaji di Facebook

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Sembari mengupdate status, kita juga bisa membaca bahkan mendengarkan al-Quran secara online menggunakan aplikasi yg bernama: alquran verses, aplikasi ini dibuat dan dikembangkan oleh Abdullah Arif seorang mahasiswa alumni ‘07 dari American University of Sharjah. Dengan terjemahan yang tersedia dalam 23 bahasa, mendengarkan audio yang menakjubkan dari 7 Qari, serta menampilkan ayat-ayat favorit di personal space anda!Untuk menggunakan aplikasi ini di facebook silahkan buka link Quranic Verses. Kemudian izinkan/Allow, dalam menu setting, sesuaikan dengan pilihan Anda dan klik Save setting. Untuk langsung mendengarkan atau membaca Al-quran langsung klik Qur’an Browser. Tampilan dari aplikasi ini tepatnya seperti dibawah ini.



Penjelasan menu:
¤ Browse: Untuk mengganti surat, ayat, dan bahasa yang digunakan.
¤ Play: Untuk mendengarkan Surat yang dipilih, silahkan pilih Artist (Qori) yang akan membacanya.
¤ Annotations: Pilih Translation untuk menggabungkan antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia.
¤ Display Options: Tampilan dan huruf Al-quran yang digunakan.

Semoga Bermanfaat. :) sumber : trickFacebook

By Badroe with No comments

Bilal bin Robah

( Sahabat, wafat pada tahun 20 H, dalam usia 60 tahun ) Mu`adzin pertama yang selalu suci.

Sebagai keturunan Afrika mewarisi warna kulit hitam, rambut keriting, dan postur tubuh yang tinggi, khas orang Habasyah ( Ethiopia sekarang ). Bilal pada mulanya adalah budak milik Umayyah bin Kholaf, salah seorang bangsawan Makkah. Karena keislamannya diketahui tuannya, Bilal disiksa dengan amat keras, hinggga mengundang reaksi dari Abu Bakar yang kemudian membebaskannya dengan sejumlah tebusan. Karena tebusan ini, Bilal mendapat sebutan Maula Abu Bakar , atau orang yang dibeli untuk bebas oleh Abu Bakar, bukan untuk dijadikan budak kembali.

Muhammad bin Ibrahim at-Taimy meriwayatkan , suatu ketika Rasulullah wafat dan belum dikubur, Bilal mengumandangkan adzan. Saat Bilal menyeru : Asyhadu anna Muhammmadarrasulullah…., orang-orang yang ada dimasjid menangis. Tatkala Rasulullah telah dikubur, Abu Bakar berkata "Adzanlah wahai Bilal". Bilal menjawab, "Kalau engkau dahulu memebebaskanku demi kepentingannmu, aku akan laksanakan, Tapi jika demi Allah, maka biarkan aku memilih kemauanku." Abu Bakar berkata "Aku membebaskanmu hanya demi Allah'. Bilal berkata," Sungguh aku tak ingin adzan untuk seorang pun sepenimggal Rasulullah ". Kata Abu Bakar, "Kalau begitu terserah kau".

Zurr bin Hubaisy berkisah, Yang pertama menampakkan keislaman adalah Rasulullah, kemudian Abu Bakar, Ammar dan ibunya, Shuhaib, Bilal dan Miqdad. Rasulullah dilindungi pamannya, Abu Bakar dibela sukunya, Adapun yang lain orang-orang musyrik menyiksa mereka dengan memakai baju besi dibawah terik matahari. Dari semua itu yang paling terhinakan adalah Bilal karena paling lemah posisinya ditengah masyarakat.

Orang-orang musyrik menyerahkannya kepada anak-anak untuk diarak ramai-ramai dijalan-jalan Makkah. Ia tetap tegar dengan selalu menyatakan , Ahad…Ahad… Bilal mendapat pendidikan zuhud langsung dari Rasulullah. Suatu ketika Rasulullah datang kepada Bilal yang disisinya ada seonggok kurma. Rasulullah : "Untuk apa ini, Bilal ?" Bilal, "Ya, Rasulullah aku mengumpulkannya sedikit demi sedikit untukmu dan untuk tamu-tamu yang datang kepadamu." Rasulullah, "Apakah kamu tak mengira itu mengandung asap neraka ?" Infakkanlah, jangan takut tidak mendapat jatah dari Pemilik Arsy."

Buraidah mengisahkan, suatu pagi Rasulullah memanggil Bilal, berkata , " Ya Bilal, dengan apa kamu mendahuluiku masuk syurga ? Aku mendengar gemerisikmu didepanku. Aku ditiap malam mendengar gemerisikmu." Jawab Bilal "Aku setiap berhadats langsung berwudhu dan sholat dua raka`at." Sabda Nabi S.A.W," Ya, dengan itu ".


ditulis ulang oleh tokohislam iua untuk IUA - Islam yang sejuk, disarikan dari Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

By Badroe with No comments

Mana janji manismu???

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Hmm…seseorang yang berjanji tentunya akan kita mintai janjinya kepada kita. Gimana gitu rasanya kalau sudah berjanji terus dihianati??Gimana??Gak enak kan??begitu juga ketika kita berjanji pada orang yang memiliki posisi lebih tinggi dari kita, baik status social ataupun yang lainnya. Rasanya malu dan gak ingin bertemu sebelum kita bisa memenuhi janjinya.

Nah, gimana kalo janji itu kita berikan sama Sang Pemilik Kerajaan Bumi dan Langit ini. Rajanya pimpinan kantor kita. Pernah gak berjanji sama Dia??Pernah dong tentunya.Masih inget gak???Dulu itu lho, waktu di kandungan “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"(7:172) .

Nah lho, sekarang gimana dengan ibadah kita, ya..setidaknya dengan sholat yang menjadi salah satu amalan pertama yang akan ditanyakan nanti di akhirat?? Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : “Sesuatu yang pertama kali diperhitungkan pada hamba adalah shalatnya, jika ia menyempurnakannya. Jika tidak (sempurna) maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Lihatlah apakah hambaKu mempunyai (shalat) sunat ?”. Jika kedapatan padanya (shalat) sunat, maka Allah berfirman : “Sempurnakanlah fardhu itu dengannya.

Ya Alloh, berilah kemapuan kepada hamba untuk senantiasa berbakti padaMu hingga hamba kembali padaMu
Hamba adalah makhluk lemah yang tak ada daya dan upaya selaian kemampuan darimu untuk senantiasa berada dalam jalanMu

Mana janji manismu???

notes: mari kawan saling mengingatkan, ini bahan perenungan diri dengan amalan ibadah yang mulai menurun. Smoga kita bisa menjadi hamba-Nya yang senantiasa saling mengingatkan. Jangan jenuh dan bosan untuk saling mengingatkan ya..Manusia tempat salah dan khilaf, oleh karenanya kita harus senantiasa saling mengingatkan. betul...betul...betul...???Gak ada kata lain selain keinginan untuk saling menasehati bukan mengintervensi atau memojokkan,..otre,,Semangat...!!!

By Badroe with No comments

Jilbab Siapa Neh??


Oleh : Muhammad Badrushshalih

Suasana lingkungan berjilbab memang baru terasa sewaktu saya masuk perkuliahan. Berawal dari dosen-dosen yang sangat sibuknya ngurusin masalah ospek kami mondar-mandir di hadapan saya. Awal ketertarikan yang gak pernah terlupakan. Gimana bisa lupa, mereka menjadi awal ketertarikan saya sama Islam untuk mengenal lebih dekat. Terlebih komunitas jilbaber (orang-orang berjilbab) besar. Saya menyebut mereka ABG alias akhwat berjilbab guede. He..he..

Komunitas ABG semakin banyak saya kenal ketika Alloh memberikan jalan kepada saya untuk bergabung dalam komunitas Islam, khususnya lembaga dakwah kampus yang ternyata menjadi awal saya untuk mengenal Islam lebih jauh. Mulai dari kampus hingga aktifitas di masjid yang mau gak mau saya bergelut dengan dunia mereka.

Hal yang terpikir dalam benakku kini adalah jilbab yang Islam syariatkan untuk menutup aurat itu untuk siapa???Apakah hanya untuk kaum yang bergelut di dunia dakwah, dunia masjid??Apakah mereka yang gak gabung gak berhak untuk menggunakan jilbab yang Alloh perintahkan dalam Al-Qur’an??Lalu, sebenarnya kenapa sebagian saudari kita gak mau untuk berjilbab???

Saudariku, Alloh memerintahkan kaummu untuk berjilbab adalah untukmu, bukan untuk sebagian kaummu. Ingatlah perintah—Nya dalam qur’an surat An nur Ayat 31 “….hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.

Jelas sudah ayat tersebut untuk kaummu dalam menutup aurat dan juga siapapun orang-orang yang diperbolehkan melihat aurat (dalam batasan syari’at tentunya). Alloh memerintahkan kepada Anda tanpa mamilih siapa Anda untuk menjagamu. Itulah rasa cinta-Nya kepadamu sobat, bukan untuk melarangmu menutupi kecantikan yang telah Alloh berikan. Yakinlah bahwa jilbab yang Alloh perintahkan adalah demi keyakinan yang kau anut sobat. Islam ini sempurna (Al maidah: 3). Semua yang ada di hidup ini telah diaturnya. Termasuk bagaimana engkau menutup auratmu, menjaga kehormatanmu dan kesucian yang harus kau jaga hingga engkau kembali pada-Nya.

By Badroe with No comments

Keraguan Pria, Penantian Wanita

Oleh : Siti Fathiyah Khotib, LC, MA

Berpasang-pasangan merupakan salah satu karakteristik ciptaan Allah. Siang dan malam; gelap dan terang; daratan dan laut; kebaikan dan keburukan. Semua itu merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah “Maha Suci Dzat yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan darimereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui ( QS. Yasin : 36).

Sebagai makhluk Allah, manusia juga tak lepas dari karakteristik berpasangan berupa pria dan wanita. Dalam diri mereka Allah tanamkan perasaan dan naluri saling memerlukan dan mencintai yang menurut Islam dipandang sebagi bagian dari Rahmat Allah kepada hamba Nya. Perasaan saling mencintai tersebut tidak dikekang dan tidak pula dibebaskan tanpa aturan, namun disalurkan dengan cara yang elegan dan terhormat yang memelihara martabat kemanusiaannya dalam bentuk ikatan perkawinan. Disinilah letak signifikasinya anjuran Rasulullah saw kepada umatnya untuk segera menikah. “Nikah merupakan sunnahku, dan barang siapa yang tidak menyukai sunnahku maka ia tidak termasuk golonganku” (HR. Ibn Majah)

Bahkan tidak sekedar itu, Rasulullah saw mendorong umatnya untuk segera menikah bagi yang sudah mampu untuk melaksanakannya :"Wahai para pemuda barang siapa yang sudah mampu untuk melaksanakan pernikahan maka hendaklah ia menikah, barang siapa yang tidak mampu maka hendak ia berpuasa karena hal itu menjadi tameng baginya" (HR. Bukhari)

Manakala mencermati pesan Rasulullah saw dalam hadits tersebut ditujukan kepada para pemuda maka dapatlah difahami bahwa dari dimensi waktu, Islam menghendaki seseorang yang mampu agar segera menikah di waktu muda dan tidak menunda-nundanya. Di sisi lain, Rasulullah saw melarang umatnya untuk hidup membujag yang bertentangan dengan naluri manusia, sebagaimana diriwayatkan dari Samrah bahwa : Rasulullah saw melarang hidup membujang" (HR. Tirmidzi). Anjuran untuk segera menikah jika sudah mampu dan larangan hidup membujang karena banyakknya dampak negatif darikehidupan semacam itu baik dari sisi psikologis atau sosial.

Satu alasan yang sering mengemuka bagi orang yang belum menikah adalah belum siap secara finansial, mental atau lainnya. Namun seringkali terjadi standar kesiapan secara finansial ditakar kelewat tinggi sehingga sebenarnya ketidaksiapan mental lebih dominan. Sebenarnya Islam tidak memasang standar yang berlebihan dalam kesiapan finansial ini. Islam hanya menganjurkan kesiapan yang wajar menurut kemampuan seseorang. Karena Allah berjanji untuk memberikan kecukupan bagi orang yang kurang mampu yang mau menikah. "Dan nikahikah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (untuk nikah) diantara hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka fakir maka Allah yang memberikan kecupkupan kepada mereka dari karunia Nya.

Dalam sebuah haditsnya Rasulullah saw emnjelaskan : "Ada tiga kelompok manusia dimana Allah akanmemberikan bantuan kepada mereka; orang yang menikah dalam rangka memelihara kesucian, hamba sahaya yang mau melunasi pembayaran kemerdekaannya dan orang yang berperang di jalan Allah" (HR. Tirmidzi).

Sebuah perkawinan akan terbangun manakala kesiapan puhak pria utnuk mengayunkan gayung lamaran disambut oleh pihak wanita. Untuk itulah seyogyanya kaum wanita (dan juga pria) wajar dalam menetapkan kriteria bagi pasangannya. Dalam kaitan ini Rasulullah saw memberikan tuntunan. "Wanita itu dinikahi karena 4 hal; kecantikan, kekayaaan, keturunan dan agamanya. Maka pilihkah yang memiliki agama, niscaya kamu beruntung."

Sekalipun pesan tersebut ditujukan kepada kaum pria namun juga meliputi kaum perempuan. Bahkan jika menilik lembaran kehidupan sahabat dan para salafus shaleh, didapati bahwa gayung perkawinan juga diayunkan oleh pihak wanita. Umar bin Khattabb, misalnya meminang Abu Bakar lalu Utsman buat puterinya Hafshah, sekalipun akhirnya Rasulullah yang menerimanya. Lebih dari itu, Khadijah menawarkan diri untuk dinikahi Rasulullah saw. Wallahu a'lam.

sumber My Qur'an


By Badroe with No comments

Cahaya

Oleh : Muhammad Badrushshalih

"Ya Allah jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di dalam ucapanku cahaya. Jadikanlah di dalam pendengaran dan penglihatanku cahaya. Jadikanlah dari belakang dan dari depanku cahaya. Jadikanlah dari atasku cahaya, dari bawahku cahaya. Ya Allah berikanlah kepadaku cahaya dan jadikanlah aku cahaya"(HR. Muslim dan Abu Dawud)

By Badroe with No comments

Kumpulan Motivasi

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Beberapa kumpula materi yang insya Alloh dapat memberikan pelajaran dan jugasebagai perenungan bagi kita semua. Semoga bisa bermanfaat. Amin

By Badroe with No comments

Penulisan Wallahu a’lam

Oleh : Islam sejuk

Penulis artikel keagamaan (Islam) atau media Islam lazimnya mengakhiri tulisan dengan kalimat Wallahu a’lam (artinya: “Dan Allah lebih tahu atau Yang Mahatahu/Maha Mengetahui). Sering ditambah dengan bish-shawabi menjadi Wallahu a’lam bish-shawabi.

Hal itu untuk menunjukkan, Allah Subhanahu wa Ta'ala-lah yang Maha Tahu atau lebih tahu segala sesuatu dari kita. Hanya Allah yang Maha Benar dan Pemilik Kebenaran mutlak. Kebenaran yang kita tuliskan itu relatif, nisbi, karena kita manusia tempat salah dan lupa.

Namun coba perhatikan, banyak yang keliru dalam penulisannya, yaitu dalam penempatan koma di atas (‘). Catatan: sebutan “koma di atas” untuk tanda baca demikian sebenarnya tidak tepat, tapi disebut “tanda petik tunggal” juga tidak tepat karena petik tunggal itu begini ‘…’ dan bukan pula “apostrof” (tanda penyingkat untuk menjukkan penghilangan bagian kata) karena dalam kata itu tidak ada kata yang dihilangkan/disingkat. Kita sepakati aja deh ya, namanya “koma di atas”.

Penulisan yang benar, jika yang dimaksud “Dan Allah Maha Tahu” adalah Wallahu a’lam (tanda koma di atas [‘] setelah huruf “a” atau sebelum huruf “l”). Tapi sangat sering kita jumpai penulisannya begini: Wallahu ‘alam (koma di atas [‘] sebelum huruf “a”).

Jelas, Wallahu a’lam dan Wallahu ‘alam berbeda makna. Yang pertama (Wallahu a’lam) artinya “Dan Allah Mahatahu/Maha Mengetahui atau Lebih Tahu”. Yang kedua (Wallahu ‘alam) artinya “Dan Allah itu alam”, bahkan tidak jelas apa arti ‘alam di situ? Kalau ‘alamin atau ‘aalamin, jelas artinya alam, seperti dalam bacaan hamdalah –alhamdulillahi robbil ‘alamin.

Jadi, kalau yang kita maksud itu “Dan Allah Maha Tahu”, maka penulisan yang benar adalah Wallahu a’lam, bukan Wallahu ‘alam.

A’lam itu asal katanya ‘alima artinya tahu. Dari kata dasar ‘alima itu kemudian terbentuk kata ‘ilman (isim mashdar, artinya ilmu/pengetahuan), ‘alimun (fa’il/pelaku, yakni orang yang berilmu), ma’lumun (pemberitahuan, maklumat), dan sebagainya, termasuk a’lamu/a’lam (lebih tahu).

Tanda petik tunggal atau koma di atas (‘) dalam a’lam itu transliterasi bahasa Indonesia untuk huruf ‘ain dalam bahasa Arab (seperti Jum’ah, Ka’bah, Bid’ah, Ma’ruf, dan sebagainya). Kata a’lam artinya “lebih tahu”. Jadi, kian jelas ‘kan, penulisan yang benar: Wallahu a’lam, bukan Wallahu ‘alam.

Tentu, kesalahan penulisan itu tidak disengaja, salah kaprah aja alias kesalahan yang sering dilakukan, secara sadar atau tidak sadar, merasa benar –padahal salah—karena tidak ada yang mengoreksi. Saya yakin, maksudnya Wallahu a’lam, “Dan Allah Maha Tahu”.

A' di sini pengganti ع yang lengkapnya tertulis الله أعلم , huruf أ menunjukkan arti lebih atau paling seperti menulis الله أكبر (Alloh Maha/ Paling Besar), hanya saja ketika melihat rekan2 menulis tanda koma tas sebelum huruf a, ana kira bermaksud sama yaitu pengganti a'in, walau sempat heran bunyi suara untuk koma atas kan ga ada, tapi jika setelah a, maksud dari koma atas adalah untuk menekan vokal a, karena letak huruf ع ditenggorokan jadi vokal a-nya ditekan tidak seperti a biasa yang hanya berada di rongga mulut

By Badroe with No comments

KEGELAPAN

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Arif Rahutomo
Jika pada malam hari listrik padam apa yang terjadi ? Yes ... KEGELAPAN ... Nah sekarang tutup mata anda ... Apa yang akan terjadi ? Saya jamin meskipun listrik tidak padam anda akan mengalami KEGELAPAN juga ... Ya ... kita ternyata bisa menciptakan kegelapan kita sendiri tanpa disebabkan listrik padam ... So, jika anda merasakan "KEGELAPAN" dalam hidup anda itu pertanda bahwa ada sesuatu yang menutup "MATA ANDA" ... tepat nya "MATA HATI" anda ... Atau mungkin ... anda lah yang menutup MATA HATI anda sendir

By Badroe with No comments

Kaligrafi

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Mau kaligrafi apik??Kunjungi aja siteku ini. Gratis kok, tinggal di save as aja. Gak percaya??Langsung aja buka deh sitenya..Neh contoh gambarnya (klik langsung di gambar juga bisa kok).




By Badroe with No comments

Allahu

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Album : Al-Mu'allim
Munsyid : Sami Yusuf
http://liriknasyid.com


Chorus
Allahu Allahu Allahu
Allahu Allahu Allahu
Truly He is the One
He has no father or son
Everything in creation was by Him begun
With His infinite power anything could be done
Ask Allah for His Pardon
And you’ll enter the Garden

Chorus
Before Him there were none
Of partners He has none
He knows what is apparent and what is hidden
All the fate of creation has already been written
His Will is always done
And can never be undone

Chorus
From amongst all humans
Muhammad was chosen
He was illiterate and he was an orphan
Yet Allah sent him to those who were pagans
Oh Allah let us drink
From his hand in the fountain

Chorus
Ya Allah You’re the Sovereign
You’re the Sultan of Sultans
Please protect me from Shaytan and all of his treason
Let him not with his whispers my iman ever weaken
My only wish in this life
Is to attain Your Pardon



By Badroe with No comments

Beberapa Renungan Tentang Hidup Bersama

Oleh : Prio Sudiyatmoko

1. Jika kita terhalang untuk menerima nasihat orang lain hanya karena ia berbeda dengan kita atau karena kita menganggap dirinya tidak lebih baik daripada kita, maka akuilah bahwa hawa nafsu telah berkuasa atas hati dan pikiran kita.

2. Saat kita berbuat baik, seringkali kita m­engharap balasan atas perbuatan baik itu. Jika kita renungkan dengan kesadaran yang menembus batas-batas dunia, maka bukankah kebaikan yang kita perbuat itu merupakan karunia yang Allah limpahkan untuk kita?

3. Semata-mata menangkap peluang untung seraya meninggalkan kebersamaan yang di dalamnya kita terhitung adalah sesuatu yang buntung. Tapi tenggelam dalam kebersamaan seraya lupa untuk terus menggali potensi diri yang dalam adalah juga sesuatu yang kelam. Untung kita bersama, bersama kita untung.

4. Kecewa terhadap keadaan atau tingkah laku seseorang menunjukkan tidak sejalannya harapan kita dengan kenyataan. Jika kita mudah kecewa dengan kekecewaan mendalam yang tersalurkan dalam duka hati berkepanjangan, maka mental yang kita miliki adalah mental ingin dilayani. Sebaliknya, jika kita sering membuat orang lain kecewa, maka itu menunjukkan bahwa kita gagal menjadi pelayan bagi mereka. Seringkali sempitnya hati menjadi faktor yang mengaburkan keikhlasan kita sebagai pemimpin atau yang dipimpin.

5. Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata (KH. Rahmat Abdullah).

6. Jika Anda menerima kiriman sebuah foto yang di dalamnya ada gambar Anda dan teman-teman Anda, maka gambar siapakah yang pertama kali menjadi pusat perhatian Anda? Ya, pasti gambar Anda yang pertama kali Anda cari dan perhatikan. Begitulah seharusnya jika Anda mendapati sebuah pemandangan global dalam kehidupan ini. Begitulah semestinya jika ada ketidakberesan di dekat Anda. Begitulah selayaknya jika Anda ingin melontarkan kritik atau hendak menyalahkan orang lain dan mencela keadaan. Maka berpikirlah dua kali jika Anda ingin menyalahkan orang dan mencela keadaan. Bercerminlah pada kondisi yang ada sebagai gambaran diri Anda sendiri. Apa yang sudah Anda lakukan? Maka tepat sekali ungkapan Imam Syafi’i dengan bahasa hikmahnya, “Kita mencela zaman padahal kehinaan ada pada kita. Sungguh, di zaman kita, tak ada kehinaan selain kita. Tetapi, kita telah menghina zaman yang tak berdosa.”

By Badroe with No comments

Surat Terbuka untuk adik-adikku


Salam Dede..
sebagai di masa muda masa yang penuh ujian.. masa tempaan.. masa pembentukan utuh kepribadian.. banyak tantangan dan godaan di hadapan.. Abang harap agar Dede lolos dalam menghadapi berbagai macam cobaan tersebut dan lulus dengan sukses dan predikat "Mumtaz"..

Ini ada bekal untuk adik-adik abang agar dapat mengarungi masa muda dengan penuh kesuksesan...:

*Rabbij j'alniy syabban shalihah syatiran shabiran syakiran barran biwalidayya wa qudwatan hasanatan li ikhwaniy...
(Ya Rabb jadikanlah aku pemuda yg shalih cerdas sabar bersyukur berbakti kepada kedua orangtuaku dan teladan bagi saudara-saudaraku)
*Rabbij j'al syababiy huwa khaira tamriniy..
(Ya Rabb jadikanlah masa mudaku sebaik baik masa berlatihku)
*Allahummaj j'alniy minal faizin was salimin wal mumtazin
(Ya Allah jadikanlah aku dari orang-orang yang menang, selamat dan mumtaz)
*Allahumma sahhilna fi fahmid durus wa fi muthalaatid durus wa fi hifdzid durus...
(Ya Allah mudahkanlah aku dalam memahami pelajaran, membaca pelajaran dan menghafal pelajaran)
*Allahumma fsyilniy fi kulli ma'shiatika..
(Ya Allah gagalkanlah aku dalam setiap bermaksiat kepada-Mu...)

Diamalkan De.. semoga bermanfaat...
untuk adik-adikku..

Abangmu,
Azim Mutawakkil

By Badroe with No comments

Belajar Bersyukur

Oleh : Prio Sudiyatmoko

Kita perlu belajar bersyukur sebab kita masih kurang pandai bersyukur. Seringkali terlintas ide-ide cemerlang di benak kita, ide-ide yang kalau dilaksanakan dengan tekun pasti menjadikan kita berada di barisan orang-orang sukses. Tapi apa boleh buat? Ide hanya tinggal ide di kepala dan di atas kertas sebab tiada kesungguhan untuk benar-benar merealisasikannya. Mungkinkah ini tanda-tanda bahwa kita kurang bersyukur?

Ada segelintir teman yang punya pengalaman seperti itu. Punya segudang ide yang silih berganti tapi tak ada satupun yang terlaksana sesuai rencana. Saat mereka curhat, ada kesamaan yang kami temui. Ternyata kebanyakan mereka adalah konseptor yang tak bisa menjadi eksekutor. Punya visi dan konsep yang kuat, tapi lemah dalam manajemen. Ditambah lagi, sulit mendapat partner yang bisa diajak berpikir dan bekerja sama. Memang di sinilah tantangan bagi orang-orang yang memiliki suatu ide. Mereka harus menyebarluaskan ide-ide dan keinginannya agar diterima orang lain, dan mereka pun harus meyakinkan orang lain agar mau membantu mewujudkan ide-ide itu. Ini erat kaitannya dengan kepemimpinan.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi saya kenikmatan di dalam hidup ini. Di antara limpahan nikmat itu, saya diberi-Nya beberapa kebaikan yang menjadi kelebihan dibanding orang lain pada umumnya. Rasanya semua itu mengalir begitu saja tanpa rencana yang jelas. Saya tidak lahir di lingkungan pesantren dan tidak pula orang tua saya aktif dalam organisasi keagamaan apapun. Sejak kecil saya disekolahkan di sekolah umum dengan pelajaran agama yang seadanya. Di lingkungan rumah, saya ikut mengaji seperti anak-anak lain pada umumnya. Biasa saja, tak ada prestasi istimewa yang pernah saya raih seputar itu. Tapi saya suka membaca Al-Qur’an dan melagukannya. Banyak orang yang bilang kalau suara saya ini enak didengar. Saya suka mendengarkan bacaan para qari’ di televisi dan ingin sekali menirukannya. Atau terkadang, kalau saya mendengar seorang ustadz berceramah dan ceramahnya enak didengar, saya membayangkan bisa berceramah seperti itu. Ya, hanya itu. Selebihnya, tak ada yang signifikan seputar latar belakang aktivitas keagamaan saya.

“Tiba-tiba” hari-hari ini saya sering mendapat kesempatan berbicara di depan banyak orang. Saya memberi ceramah, khutbah, mengisi kajian keislaman, memimpin forum, hingga menyampaikan pelatihan motivasi spiritual di kalangan pemuda. Ditambah lagi, kerap saya diminta membacakan ayat-ayat Al-Qur’an pada seremoni berbagai acara, dari acara syukuran khitanan, kajian, acara partai politik, sampai seremoni pernikahan. Saya juga sering diminta mengimami shalat tahajjud dalam acara mabit dan menjadi imam khusus di Bulan Ramadhan. Sulit bagi saya untuk menolak memberi bantuan. Kadang saya merasa agak ‘terpaksa’ dalam membantu. Saya memang sulit mengatakan “Tidak!”. Itu di antara kelemahan saya, meskipun tetap saja ada unsur keinginan yang tiba-tiba saja bermunculan. Dan itu semua adalah ujian.

Contoh kondisi semacam itu adalah sitr. Allah-lah yang memberi sitr atau penutup itu sehingga orang melihat kita dengan penutup itu. Maksudnya, orang sering menyangka bahwa kita lebih baik daripada kualitas diri kita sebenarnya. Inilah ujiannya, dan inilah tantangannya. Ujian untuk tetap ikhlas dan tawadhu’ (merendah di hadapan orang lain), rendah hati yang bukan basa-basi. Tantangan untuk menyesuaikan diri dengan sangkaan baik orang lain, bukan malah menikmatinya sebagai pujian padahal kita tak layak mendapat pujian itu.

Kemampuan, atau lebih tepatnya kemauan untuk melakukan akselerasi dalam rangka mengimbangi sangkaan baik orang lain itulah yang bisa dimaknai sebagai salah satu bentuk kesyukuran. Kita – orang-orang awam – sering memaknai syukur sebagai rasa terima kasih kepada Allah jika kita mendapat nikmat. Masalahnya, kita menunggu nikmat itu datang dulu, lebih banyak dari biasanya, kemudian baru kita bersyukur. Kita lupa bahwa kenikmatan yang Allah berikan itu luas sekali. Hari-hari yang kita lalui adalah wujud kenikmatan tapi kita tidak merenungi adanya kenikmatan itu. Kita menunggu ada nikmat yang lebih besar barulah kita menganggapnya sebagai nikmat yang perlu disyukuri. Dan umumnya kita memaknai syukur sekedar ucapan atau formalitas belaka. Tak sedikit di antara kita yang bahkan mengadakan seremoni kesyukuran padahal kita belum betul-betul menghayati dan mengaplikasikan makna kesyukuran itu.

Allah menyeru kita untuk bersyukur atas kenikmatan yang ada – yang banyaknya tak bisa terhitung. La insyakartum la aziidannakum, “Sungguh kalau kamu bersyukur, akan Aku tambah nikmat itu untukmu.” Bersyukur dulu, baru kemudian ada tambahan nikmat. Bukan seperti persepsi kita pada umumnya, ada tambahan nikmat dulu, barulah kita bersyukur.

Ide-ide yang kita miliki adalah nikmat yang dilimpahkan Allah kepada kita, sekaligus juga ujian. Cara kita bersyukur, setelah ungkapan pujian dan rasa terima kasih kepada Allah yang menganugerahi kita dengan akal, adalah mengoptimalkan ide-ide itu, menjalankannya dengan tujuan ibadah sehingga ide-ide kita itu akan berkembang dan menjadi berkah dalam kehidupan. Kalau kita punya ide yang cemerlang tapi tak kunjung direalisasikan, mungkin itu karena kita kurang bersyukur. Dan artinya kita belum konsisten dengan gagasan kita sendiri. Apalagi jika tiba-tiba kita mengurungkan suatu gagasan karena muncul gagasan lainnya yang kita pikir lebih menarik. Yang pertama belum dikerjakan, tahu-tahu sudah ingin mengerjakan yang kedua, dan seterusnya gagasan-gagasan kita tak pernah bisa terselesaikan.

Fokus pada satu pekerjaan atau garapan terbatas adalah jalan yang terbaik bagi orang-orang yang punya banyak ide. Yang terpenting dari semua itu adalah tujuan utamanya. Baru setelah itu akan kita lihat pekerjaan itu berkembang dengan sendirinya. Ia akan menemukan jalannya sendiri menuju tujuan besar yang telah kita tetapkan. Jika tujuannya adalah mencari ridha Allah, maka Dia akan menunjukkan jalannya. Kita tinggal mengikuti saja isyarat-isyarat petunjuk jalan itu. Ya, mungkin inilah di antara makna syukur yang belum kita penuhi. []



By Badroe with No comments

Tentang Pemuda

Oleh : Ersifa Fatimah (catatan)

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar...

Pemuda adalah Ibrahim
Yang dengan kampaknya menebas paganisme
Yang dengan kekuatan argumentasinya menghancurkan kesombongan sang tiran
Yang dengan kecerdasannya menemukan hakikat kebenaran dibalik rahasia alam semesta
Yang dengan keberaniannya menundukkan panasnya bara api
Yang dengan keteguhan imannya mengarungi sahara tak bertuan
Yang kecintaan kepada Rabb-nya mengalahkan segala sesuatu,
Merelakan semua kemahalan pengorbanan

Pemuda adalah Musa
Yang dengan tongkatnya meluluhlantakkan keangkuhan kebodohan
Yang dengan keberanian dan keimanannya membelah lautan merah
Yang dengan kekuatannya membunuh sang angkara
Yang dengan ketegasannya menciptakan sistem kepemimpinan di tengah kaum yang terpecah belah
Yang dengan bara semangat perjuangannya membebaskan kaum tertindas

Pemuda adalah Isa
Yang dengan ketulusan kasih sayangnya mencairkan kebekuan hati
Yang dengan kelembutannya menumbuhkan kehidupan
Yang pengorbanan tanpa pamrihnya menyinari kegelapan paradigma materialis
Yang kejernihan hatinya menguak segala rahasia kejahatan

Pemuda adalah Muhammad
Yang didirinya terhimpun segala potensi kebaikan
Yang kekuatan perjuangannya menghancurkan peradaban
Rendah untuk kemudian membangun ketinggian hakikat peradaban kemanusiaan
Yang kecintaan kepada Rabb-nya membuatnya tak peduli apapun yang menimpanya
Yang ketinggian akhlaqnya membuat hormat dan pujian dari seluruh alam
Yang kecintaan kepada ummatnya membuatnya tak tenang istirahat
Yang kezuhudannya telah mengharamkan diri dan keluarganya dari
obsesi gelimang materi
yang ketinggian namanya selalu disebut sampai hari kiamat

Pemuda,
Di pundakmu lah tertumpu berjuta harapan
Di dirimu lah terkumpul potensi keutamaan
Di tanganmu lah terletak penyelesaian permasalahan ummat
Di matamu sinar akan menguak kegelapan
Di perjuanganmu tergantung bangunan ketinggian
Peradaban kemanusiaan
[arsip Syuro BP III FSLDK, UNILA, Lampung]

Sejak dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan.
Dalam setiap kebangkitan pemuda merupakan rahasia kekuatannya.
Dalam setiap fikrah pemuda adalah pengibar panji-panjinya.
[Hasan Al Banna]

Tak peduli seberapa berat krisis yang menimpa kita saat ini,
sebuah kehidupan terhormat dan berwibawa yang dilandasi kemakmuran
masih mungkin dibangun di negeri ini.
Dengan satu kata: Pahlawan.
Tapi jangan menanti kedatangannya
atau menggodanya untuk hadir ke sini.
Sekali lagi, jangan pernah menunggu kedatangannya,
seperti orang-orang lugu tertindas itu.
Para pahlawan itu tak akan pernah datang!
Mereka bahkan sudah ada di sini.
Mereka lahir dan besar di negeri ini.
Mereka adalah aku, kau, dan kita semua.
Mereka bukan orang lain.
Mereka hanya belum memulai.
Mereka hanya perlu berjanji merebut takdir kepahlawanan mereka...
[Anis Matta]

Fastabiqul khairat...
Sang Pelopor adalah seorang ambisius,
yang tidak mudah puas,
selalu ingin menjadi yang terdepan dalam kebaikan, pemikiran, kreativitas
dan semua hal yang dapat mengakselerasi terwujudnya peradaban Islam.
Bumi yang ramai dengan amal kebaikan.
[Arya Sandhiyudha]

Jadilah seorang Muslim,
maka cukuplah alasan bagimu untuk melawan segala ketidakadilan
dengan perjuangan yang lurus dan jujur, menggelorakan hamasah, dan sarat motivasi.
Jika tidak, maka periksalah hatimu.
Mungkin hati itu telah tertipu tentang hakikat keimananmu.
Sebab, adakah hati penuh iman yang sedemikian rela berpangku tangan terhadap kedzaliman?
[Sayyid Quthb]

Perjuangan kaum muda yang terpelajar haruslah membawa semangat kerakyatan
Supaya ia jangan merendah menjadi binatang berkelahi
Ia harus dapat menjadi pemuda yang revolusioner
Yaitu pemuda yang bercita-cita dan mempunyai kesadaran serta pengertian yang jernih
tentang duduk perjuangannya untuk rakyat kita serta kemanusiaan pada umumnya
[Sutan Syahrir]

"Wahai Tuhan kami,
berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu
dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus
dalam urusan kami (ini)."

Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka,
dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
[Al Kahfi(18):10&13]

By Badroe with No comments

Kisah Pengorbanan

Betapa cerdasnya seorang pemuda Babilonia yang hidupnya terasing dan ‘terkucilkan’ dari kebiasaan kaumnya. Sebab, dia berpikir lebih mendalam dan lebih maju daripada mereka. Ketika dalam kesendirian, dia menemukan kesadaran tentang hakikat dirinya, dan betapa sesat kondisi kaumnya. Dia pun mengkritisi kaumnya, “Pantaskah kalian jadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat kalian dalam kesesatan sejati.” Demikianlah dia termasuk orang yang diberi ‘penglihatan’ akan keagungan Tuhannya. Dan demikianlah dia menjadi seorang yang penuh keyakinan (QS. 6: 74-75).
Juga ketika dia ‘mencari’ Tuhannya, segera saja ditolaknya segala benda langit yang terbenam, apakah itu bintang, bulan, atau matahari. Maka dia berkata, “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb Pencipta langit dan bumi, cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukan termasuk orang yang mempersekutukan-Nya.” (QS. 6: 76-79).

Adakah di zaman kini sosok sepertinya, atau setidaknya yang belajar darinya – salah seorang dari dua Khalilullah di antara manusia – Ibrahim AS? Ketika ada seorang penguasa yang seenaknya saja ‘membunuhi’ rakyatnya – secara jelas maupun terselubung – adakah penguasa itu berlagak menjadi tuhan, layaknya Namrudz sang raja Babilon yang ditantang oleh Ibrahim untuk bisa menghidupkan dan mematikan manusia, lalu dipanggilnya dua orang tawanan, dia bunuh yang satu dan dia biarkan yang lainnya hidup? Namun ketika ditantang menerbitkan matahari dari arah terbenamnya, dia terdiam seribu bahasa (QS. 2: 258).

Ibrahim AS bukanlah kebanyakan pengkritis era kini yang suka melempar kritik dan kemudian lari tak mau terima resiko akibat kritiknya itu – melontarkan kritik memang lebih mudah daripada dikritik. Tapi Ibrahim, dia tetap tegar mengkritisi orang-orang zalim dan perilaku menyimpang kaumnya. Walaupun setelah itu dia dilempar ke dalam api yang menyala-nyala, tak sedikit pun dia gentar. Dan kemudian dia pun harus keluar dari negerinya. Maka perginya ke arah barat hingga menginjakkan kaki di negeri Fir’aun – adalah tetap dalam rangka pengorbanan kepada Tuhannya (QS. 37: 95-99).

Pengorbanan macam apa dari seorang istri yang merekomendasi istri untuk suaminya? Dan ketika dikaruniai Isma’il AS sebagai bukti bahwa Allah mendengar doanya – dan Allah Maha Mendengar – maka pengorbanan setelah itu lebih besar lagi. Pengorbanan macam apa dari seorang suami dan ayah, yang mencintai keluarganya, dengan meninggalkan mereka di lembah tandus tiada bertanam-tanaman – di sisi rumah Allah yang dihormati? Untuk apakah semua itu? Supaya mereka mendirikan shalat, dan supaya dijadikan hati sebagian manusia cenderung kepada mereka, dan supaya Tuhan memberi mereka rezeki di padang gersang itu dengan buah-buahan supaya mereka bersyukur (QS. 14: 37).

Siapakah yang lebih didengarnya, ketika Tuhan mewahyukan kepadanya lewat mimpi agar dia menyembelih anaknya, Tuhan ataukah syaitan penggoda yang diikutinya? Nyatanya, dia tetap bersungguh hati hendak mengorbankan sang anak di pangkuannya sendiri. Itu pun dilakukan tanpa harus memaksa sang anak yang mulai beranjak dewasa, sebab sang anak juga sama memiliki kesungguhan dan kesabaran hati. Belakangan, kisah pengorbanan itu menjadi salah satu ritual umat pengikut millah-nya.

Itulah sosok kekasih Allah. Dia telah menjadikan dirinya seorang yang cerdas. Ketika melihat diri dan alam semesta, dan memperhatikan kelakuan kaumnya, dia tidak melihat itu sebagai sesuatu yang wujud semata. Dia melihat hakikat di balik wujud, rahasia di balik materi, atau realitas di balik fenomena, bahwa dia harus mendekatkan diri kepada Allah.

Maka segala pengorbanan bukanlah untuk dirinya, istri, anak, keturunan, atau untuk kaumnya. Pengorbanan itu hanyalah untuk Allah. Pantaslah jika dia dijuluki Khalilullah – di samping Muhammad SAW – sebab hatinya telah penuh terisi hanya dengan nama Tuhannya. Namun pengorbanan yang dilakukan untuk Tuhannya itulah yang membawa kebaikan bagi dirinya, keluarganya, dan juga pengikutnya. Maka perhatikanlah bagaimana namanya selalu kita sebut di dalam shalat setelah kita bershalawat atas Nabi akhir zaman.

Muhammad SAW adalah juga seorang yang cerdas. Dan adalah dia seorang yang suka menyendiri berpikir tentang keadaan kaumnya, ber-tahannuts di ketinggian Gua Hira melihat fenomena kerusakan masyarakatnya di bawah sana. Dan seperti Ibrahim AS yang ‘mencari’ Tuhan, pada saat yang ditentukan turunlah wahyu kepadanya “Iqra’ bismi Rabbikalladzii khalaq...”, bukan hanya ke dalam pikirannya melainkan jauh ke dalam hatinya. Setelah itu adalah tanda tanya besar yang membentang, membuatnya ‘gelisah’ beberapa waktu lamanya. Namun Tuhannya tak membiarkan keadaan itu.
Ketika turun ayat-ayat berikutnya, hadirlah ketenangan pada jiwanya, namun dia tak lantas bertenang-tenang diri seolah tak ada apa-apa. “Hai orang yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan!” (QS. 74: 1-2). “Hai orang yang berselimut, bangunlah di malam hari untuk shalat, kecuali sedikit daripadanya!” (QS. 73: 1-2). Maka seolah-olah perkataan itu – seperti dilukiskan oleh Asy-Syahid Sayyid Quthb – adalah seperti ini:

“Ini adalah seruan dari langit, suara Tuhan Yang Mahaagung lagi Mahatinggi ... Bangunlah ... Bangunlah untuk menyongsong urusan besar yang sedang menantimu dan tugas berat yang akan dibebankan kepadamu. Bangunlah untuk berjuang dan berusaha, berkiprah dan bersusah payah. Bangunlah, waktu tidur dan istirahat telah berlalu ... Bangunlah dan bersiapsiagalah menyongsong urusan ini ...”

Kini ayat-ayat itu seutuhnya berada dekat di samping kita. Dan semua juga diturunkan bagi kita. Ketika setiap kita mulai berpikir tentang diri, mencari hakikat, rahasia, atau realitas tertinggi yang menjadi pencarian manusia selama ini, maka Allah Sang Pencipta menurunkan sesuatu untuk dibaca, agar kita kembali pada-Nya. Sudahkah kita membacanya dengan bacaan yang benar sebagai bukti keimanan kita? (QS. 2: 121). Ataukah kita sudah membacanya tapi belum juga tercerdaskan dan tiada merasakan kelezatan darinya? Betapa banyak orang-orang membacanya tanpa kelezatan iman dan pengorbanan yang terlahir dari proses pembacaan itu.
Adakah kita menangis saat membaca atau mendengarkannya. Bukan menangis karena liukan lagunya yang syahdu, tapi karena kita menghayati kandungan maknanya? Ataukah kita hanya menangis saat menyimak lagu-lagu sedih, atau menonton film dan sinetron cinta yang mengharukan? Alangkah jauhnya kita dari Al-Qur’an, alangkah kurangnya kecerdasan dan pengorbanan di dalam jiwa kita.
Jika kita memahami dan menyadari betul, bahwa hidup ini hanya sekali, nyawa kita hanya satu dan tak ada umur cadangan, maka apakah akan kita sia-siakan hidup yang singkat ini dan mempersingkatnya lagi dengan tujuan yang singkat dan kerdil?

Seorang yang cerdas selalu merindukan dan mencari enlightenment moment (saat-saat pencerahan) dalam hidupnya. Ketika pencerahan itu telah hadir di dalam hatinya, jadilah dia manusia cahaya. Dia tak lagi hidup untuk dirinya sendiri. Dia tak lagi hidup hanya untuk keluarganya, masyarakatnya, atau nilai-nilai bumi yang selalu membelenggu. Dia hidup untuk memperjuangkan nilai abadi yang sangat jauh dari realitas dunia yang ditemuinya. Jadilah dia seperti seseorang yang memegang bara api yang tak boleh dilepasnya, tapi itu harus. Maka dia pun berkorban untuk menegakkan nilai abadi itu walaupun seringkali dunia ini tak berpihak kepadanya. Tapi apakah yang bisa diperbuat oleh dunia terhadap dirinya? Tidak ada. Sebab, telah dia tambatkan semua harapannya kepada sumber segala harapan: Allah. []



By Badroe with No comments

Kamus Arab

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Penolong نَاصِرٌ (naashirun)
Kalimat كَلِمَة ٌ (kalimatun)
Huruf حَرْفٌ (harfun)
Ini هَذَا (haadza)
Orang yang berilmu اَلْعَالِمُ (al-'aalimu)
Guru اَلْمُدَرِّسُ (al-mudarrisu)
Yang diciptakan مَخْلُوْقٌ (makhluuqun)
Surat سُوْرَةٌ (suurotun)
Pendusta مُكَذِّبٌ (mukadzdzibunbun)
Rumah اَلْبَيْتُ (al-baitu)
Nabi اَلنَّبِيُّ (annabiyyu)
Orang fakir اَلْفَقِيْرُ (al-faqiiru)
Tambahan زِيَادَةٌ (ziyaadatu)
Orang yang bersyukur الشَّاكِرُ (assyaakiru)
Yang diajak berbicara مُخَاطَبٌ (mukhoothobu)
Perempuan اِمْرَأَةٌ (imroatun)
Surga اَلْجَنَّةُ (al-jannatu)
Pintu اَلْبَابُ (al-baabu)
Laki-laki اَلرَّجُلُ (arrojulu)

By Badroe with No comments

Ku Takut Jatuh Cinta

Hidup ini memang butuh yang namanya cinta,tanpanya hidup ini akan hampa. Semua yang dilakukan tak akan ada semangat untuk meraih semua yang dicitakan.Tapi,cinta yang saya maksud di sini cinta kepada makhlukNya yang dicipta sebagai pendamping hidupku kelak.Pengingatku,perhiasan dunia terindah yang menjadi pencetak generasi sholih.
Bukan, bukannya saya apatis,anti wanita.Tapi,untuk saat ini ku tak mau semakin banyak saudariku kecewa denganku. Biarlah waktu yang akan mendewasakanku untuk menyatukan rusuk yang telah lama hilang hingga hati ini terjaga dengan kehadirannya..

Ya Rabb, ya..Rahman. Engkau Maha Mengetahui isi hati hambaMu ini. Biarlah Engkau yang menjadi saksi semua ini. Ciptaan-Mu itu begitu indah untuk disakiti dan dibenci..Biarlah cinta itu hadir dalam balutan AR ROHIMMU ya RABB

By Badroe with No comments

Pacaran=melacurkan diri?


Oleh : Muhammad Badrushshalih

Hmm..judulnya kejam banget gak seh?Ini saya tulis karena miris melihat pergaulan pria wanita yang bukan mahromnya betapa dekat. Kalo dilihat perilaku mereka bukan lagi sosok lugu. Tapi, mereka sudah tak tau siapa diri mereka dan siapa dia.
Sobat, jangankan melakukan hubungan layaknya suami istri, untuk memegang lawan jenis aja itu sudah dikatakan lebih baik ditancapkan besi panas dikepalanya. "Seandainya kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (Hadits hasan riwayat Thobroni). Nah lho sampe segitunya kan. Ya, itulah indahnya Islam yang membimbing kita untuk hidup dengan selamat.
Nah, sekarang kita tau kalo orang yang pacaran (arti secara pandangan umum masyarakat) itu kalo dilihat gak jauh beda perilakunya dengan mereka yang (maaf) melacurkan diri. Mereka bebas dipegang, dirangkul atau apapun itu layaknya suami istri.
Hm..m, masih maukah dirimu merelakan diri dijadikan barang yang bebas dipegang siapapun??

[Maaf,bukan maksud apapun saudaraku. Hanya inilah yang bisa saya tuliskan dengan segala kekuranganku. Saling mengingatkan dalam hal kebaikan. Terlebih menghadapi bulan suci.Ketika kita berniat kuat, insya Alloh Dia akan senantiasa memudahkan jalan kita menuju pada-Nya. Mohon masukannya].
Maaf gambar lupa
sumbernya.

By Badroe with No comments

Kalender Shaum Sunah

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Sebuah kelender puasa (shaum) sunah bisa di download gratis di sini.


By Badroe with No comments

Pernyataan Noordin M Top Laris Dicari

Kasus pemboman yang terjadi di
Hotel Rizt Calrton dan Jpada hari Jum'at (17 Juli 2009) masih menjadi fenomena yang ramai diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Berbagai media berusaha mencari tahu kebenaran dari tragedi tersebut. Sebuah berita heboh kembali muncul pasca kasus bom tersebut yakni pernyataan yang diperkirakan dari Noordin M Top yang menjadi tersangka pelaku dari kasus bom tersebut. Informasi tersebut merupakan informasi yang laris dicari oleh seluruh dunia. Bahkan sebuah website Islam, www.arrahmah.com, hingga error karena menampung berbagai komentar dari pembaca. Artikel bisa dilihat langsung di Bushro karena copas menghasilkan tampilan yang kurang optimal.
Pernyataan tersebut sampai tulisan ini ditulis masih menjadi perbincangan yang masih dicari kebenarannya. Semoga segera terselesaikan. Anda diharapkan bisa mencari tahu kebenarannya dan tidak mengeneralisasi tindakan tersebut seagai tindakan seluruh umat Islam. Karena semua tergantung ijtihad (pemikiran atau sudut pandang seseorang dalam memahami suatu ilmu) masing-masing. Kita tidak tahu siapa yang benar pemahaman jihad ini. Kita atau mereka yang salah.

By Badroe with No comments

RUMUS PRAKTIS MUDAH MENGHAFAL AL QUR’AN (Buktikan !!)

Oleh : Muhammad Badrushshalih

Membuka file di blog orang lain eh dapet ilmu yang luar biasa banget. Sebuah metode untuk menghafal al-Qur'an dengan perkiraan waktu dan jumlah ayat. Perhitungan ayat hingga lembar yang dapat dijangkau sesuai dengan waktu yang diiinginkan dan juga disesuaikan dengan kemampuan serta konsistensi kita dalam menghafalkannya. Semoga bermanfaat.

By Badroe with No comments

Terhindar dari neraka dengan 3000 rupiah

Siapa seh yang mau kalo setelah kematian nanti masuk neraka?hm..saya jamin gak ada yang mau deh..begitu juga saya.Hal yang coba bisa dilakukan ialah menghindari ISBAL. Ini bukan makanan atau jajanan.

Isbal adalah menjulurkn pakaian melebihi mata kaki. Kok bisa?Neh simak sebuah hadits diriwayatkan oleh MUSLIM, ABU DAUD, NASA'I bahwa ada 3 golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Alloh pada hari kiamat dan bagi mereka adzab yang pedih, yakni orang yang suka memanjangkan pakaian, yang suka mengungkit pemberian dan yang melariskan dagangan dengan sumpah palsu'.Nah lho, sampe Alloh bertindak seperti itu.

Tau gak, ternyata untuk motong celana supaya gak isbal murah kok, cuma 3 ribu rupiah doang. Kalo yang ngirit,ya bisa dijahit sendiri aja. Aturan ini khusus cowo, kalo cewe malah disuruh panjangin pakaian melebihi kaki hingga sejengkal atau sehasta (fathul bari 10/320).

By Badroe with No comments

Aku iri padamu

Sudah cukup lama saya memendam perasaan ini. Perasaan yang datang tiba-tiba. Perasaan yang mengganggu aktifitasku.Tapi,aku berharap waktu yang terganggu ini bisa merubahku di kemudian hari.
Ya,perasaan iriku padamu sobat.
Aku iri padamu yang begitu tawadhu dalam jalani hidup
Aku iri padamu yang menjunjung tinggi ilmu
Aku iri padamu yang begitu seimbangnya mengatur diri dalam beribadah
Aku iri padamu yang begitu tak lepas dari air wudhu
Aku iri padamu yang senantiasa membasahi bibirmu dengan senantiasa berdzikir padaNya
Aku iri karena pikiranmu begitu banyak dengan ayat-ayat cintaNya..
Aku iri padamu yang senantiasa membenahi diri menjadi pribadi bertakwa..
Aku iri padamu sobat

By Badroe with No comments

Ma'annajah

Kemarin ada temen nanyain arti 'ma 'annajah imtihan,ibda'bi bismillah'.Saya yang memang belum ngaji bahasa Arab mandan bingung.Alternatify,ya..konsul via SMS sma ustadz deh.Dapet balesan dari ustadz sunhadi pagi hariy.'selamat belajar,mulai dengan bismillah'.Gimana yang ujian yg dikasih tuh tulisan.Jangan-jangan bukannya belajar,eh..malah nyari arti tuh kalimat..he

By Badroe with No comments

ma'annajah

Semalem dapet SMS..'droe tau arti ma'annajah lil imtihan, ibda'bi bismillah gak?'.Hemmm..saya yang sudah jarang kajian bahasa Arab kalang kabut cari bantuan. Ustadz yang selepas Isya masih di masjid karena nunggu hujan reda jadi sasaran. Tp, ustd TOHA lagi diskusi sama orang lain. Jadi gak enak kalo gangu. Akhirya SMS ustadz-ustadz lainnya. Pagi baru dapat balasan. 'smg lu2s ujian, mulailah dg bismillah'

By Badroe with
  • Popular
  • Categories
  • Archives

 
google.com, pub-0086328622447233, DIRECT, f08c47fec0942fa0